PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Setiap
tanaman memiliki tata letak daun namun tata letak daun itu berbeda – beda
sesuai dengan tanamanya. Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun
disebut buku-buku batang.Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang
yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin.
Tata letak daun (
Phyllotaxis ) adalah susunan atau pola tata letak daun pada batang secara
teratur. Bentuk batang silinder buku-buku batang sebagai lingkaran dengan jarak
yang teratur dan tempat duduk daun adalah titik pada daun.
Duduknya
daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. letak daun ini
dalam ilmu biologi mempunyai rumus-rumus. rumus-rumus tata letak daun adalah ½,
1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21. pada Sudut divergensi pecahan a/b menunjukan antara
dau daun berturut-turut (Kahfi. 2012).
Bagian
batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku- buku batang (nodus), dan bagian ini
seringkali tam-pak sebagai bagian batangyang sedikit membesar dan melingkar
batang sebagai suatu cincin, yang dapat kitalihat jeias pada bambu (
Bambusa sp. ) , tebu ( Saccharum officinarum
L.) dansemua rum-put pada umumnya, sedang
bagian batang antara dua buku-bukudinamakan ruas (internodium). Walaupun pada
tumbuhan lain biasanya tak tampak adanya buku-buku batang yang jelas,
tetapi juga di sini kita menyebuttempat duduknya daun sebagai buku-buku, sedang
bagian batang antara dua daunsebagai ruas pula (Dedhy, 2011
).
Bagan tata letak daun batang tumbuhan
digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostikortostiknya
demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar sebagai penampang melintang
helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan
rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst
akan terletak pada ortostik yang sama. Diagram tata letak daun
atau disingkat diagram daun untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai
lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiaplingkaran berturut-turut dari
luar kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri
nomor urut (Harsidi,2011).
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengamati, mempelajari dan menggambarkan bagian –
bagian tata letak daun. Mengambarkan bentuk penampang melintang pada batang
tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Tata letak daun pada batang
(Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum) Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun
disebut buku-buku batang (nodus).Dan bagian ini seringkali tampak sebagai
bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin,
seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua
rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut
tata letak daun (Anonim, 2012).
Untuk
mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih
dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang. Jika untuk
mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali,
dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua
bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus daun atau
Divergensi. Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara
2 daun pada batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang
menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua
mudanya dinamakan : Spiral genetik. Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara
dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut
antara dua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang
disebut : sudut divergensi. Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata
pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13,
8/21 (Anonim, 2012).
Untuk mengetahui bagaimana tata letak
daun pada batang, harus ditentukan
terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang,
yang kemungkinannya ialah:
a.pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun
saja.
b.pada tiap-tiap buku-buku batang terdapat dua daun
yang berhadap-hadapan,
c.pada
setiap buku-buku batang terdapat lebih daripada dua daun (Harsidi, 2011 ).
Tata
letak daun dapat di bedakan menjadi dua yaitu, Bagan (Skema) dan
diagram tata letak daun : a. Bagan tata letak daun
adalah batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambarkan
membujur
ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar
sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat
misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau
daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama. b. Diagram tata letak
daun atau disingkat diagram daun. Untuk membuat diagramnya
batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan
buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada
setiaplingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan daunnya, seperti
pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam hal ini perlu
diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap
kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun akan
merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar semakin
sempit (Riri, 2010).
Kalau
kita mengambil salah satu titik (tempat duduk daun) sebagai titik tolak,
dan kita bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek,
demikian seterusnya, pada suatu saat kita akan sampai pada suatu daun yang
letaknya tepat pada garis vertikal di atas daun pertama yang kita pakai
sebagai pangkal tolak, dan sementara itu kita berputar mengikuti suatu garis
spiral yang melingkari batang tadi. Pada perjalanan melingkar sampai
terca-painya daun yang tegak lurus di atas pangkal tolak, telah kita lewati
sejumlah daun yang tertentu. Kejadian
yang demikian itu akan selalu berulang kembali, walaupun kita ambil daun yang
lain sebagai titik tolak. Jadi mengenai tata letak daun jelas ada ciri-ciri khas yang bersifat beraturan.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah :
Bahan dalam praktikum kali ini adalah batang
ubi kayu (Manihot
utilissima).
Alat
Alat – alat yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Buku
gambar, berfungsi untuk menggambar hasil obyek yang telah diamati.
Alat tulis, berfungsi sebagai alat untuk
menggambar maupun menulis hasil dari pengamatan.
Pensil warna, berfungsi sebagai alat
untuk mewarnai gambar hasil dari pengamatan.
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat yang digunakan
dan bahan yang akan diamati
2.
Mengamati bagian-bagian tata letak daun.
3. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di
sekitar lingkungan fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,
pada hari Selasa, tanggal 09 Oktober 2012 pukul 16.30 – 18.00 Wita.
Hasil
1.
Gambar Diagram tata letak daun rumus 2/5
Gambar Diagram tata letak daun rumus 2/5
Keterangan :
2.
Gambar Bagan tata letak daun 2/5
Gambar Bagan tata letak daun 2/5
Keterangan
:
Pembahasan
Pada tata letak daun pada tumbuhan ada
rumus-rumus yang harus dipelajari. Dalam
pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut,
jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun
berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut
divergensi. Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,
ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8,
5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci. Angka-angka diatas
memperlihatkan sifat berikut : Tiap suku dibelakang
suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya
dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya,
dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di
depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang
pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di
depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan
pembilang suku itu sendiri.
Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk
daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang
amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan
sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai
susunan demikian disebut suatu : roset (rosula). Roset ada 2 macam : a. roset akar, yaitu
jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah, contoh. pada lobak
(Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.). b. roset batang, jika
daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang, contoh. padapohon kelapa
(Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya. Pada cabang-cabang yang
mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur
sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti
mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun. (Harsidi, 2011 ).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengamatan yang
telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bagian-bagian tata letak daun dapat dirumuskan antara lain 1/2, 2/5, 3/5, 3/8,
5/13, 8/21.
2. Mengambar antara gambar diangram
dengan gambar bagan dengan rumus-rumus yang ada.
3. Tanaman Ubi Kayu (Manihot utilissima)
mempunyai tata letak daun dengan rumus 2/5.
Saran
Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus
teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam
pengawasan asisten. Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan
asisten.
terima kasih sangat membantu
BalasHapus