Kamis, 02 Oktober 2014

tata letak daun

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Setiap tanaman memiliki tata letak daun namun tata letak daun itu berbeda – beda sesuai dengan tanamanya. Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang.Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin.
            Tata letak daun ( Phyllotaxis ) adalah susunan atau pola tata letak daun pada batang secara teratur. Bentuk batang silinder buku-buku batang sebagai lingkaran dengan jarak yang teratur dan tempat duduk daun adalah titik pada daun.
            Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. letak daun ini dalam ilmu biologi mempunyai rumus-rumus. rumus-rumus tata letak daun adalah ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21. pada Sudut divergensi pecahan a/b menunjukan antara dau daun berturut-turut (Kahfi. 2012).
            Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku- buku batang (nodus), dan bagian ini seringkali tam-pak sebagai bagian batangyang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, yang dapat kitalihat jeias pada bambu ( Bambusa sp. ) , tebu ( Saccharum officinarum L.) dansemua rum-put pada umumnya, sedang bagian batang antara dua buku-bukudinamakan ruas (internodium). Walaupun pada tumbuhan lain biasanya tak tampak adanya buku-buku batang yang jelas, tetapi juga di sini kita menyebuttempat duduknya daun sebagai buku-buku, sedang bagian batang antara dua daunsebagai ruas pula (Dedhy, 2011 ).
Bagan tata letak daun batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiaplingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut (Harsidi,2011).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mempelajari dan menggambarkan bagian – bagian tata letak daun. Mengambarkan bentuk penampang melintang pada batang tanaman.






TINJAUAN PUSTAKA
            Tata letak daun pada batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum) Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus).Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun (Anonim, 2012).
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus daun atau Divergensi. Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik. Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi. Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 (Anonim, 2012).
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang, yang kemungkinannya ialah:
a.pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja.
b.pada tiap-tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan,
c.pada setiap buku-buku batang terdapat lebih daripada dua daun (Harsidi, 2011 ).
            Tata letak daun dapat di bedakan menjadi dua yaitu, Bagan (Skema) dan diagram tata letak daun : a. Bagan tata letak daun adalah batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambarkan membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama. b. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun. Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiaplingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar semakin sempit (Riri, 2010).
Kalau kita mengambil salah satu titik (tempat duduk daun) sebagai titik tolak, dan kita bergerak mengikuti garis yang menuju ke titik duduk  daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, pada suatu saat kita akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat pada garis vertikal di atas daun pertama yang kita pakai sebagai pangkal tolak, dan sementara itu kita berputar mengikuti suatu garis spiral yang melingkari batang tadi. Pada perjalanan melingkar sampai terca-painya daun yang tegak lurus di atas pangkal tolak, telah kita lewati sejumlah daun yang tertentu.  Kejadian yang demikian itu akan selalu berulang kembali, walaupun kita ambil daun yang lain sebagai titik tolak. Jadi mengenai tata letak daun jelas ada ciri-ciri khas yang bersifat beraturan.


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Bahan dalam praktikum kali ini adalah batang ubi kayu (Manihot utilissima).
Alat
            Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
            Buku gambar, berfungsi untuk menggambar hasil obyek yang telah diamati.
Alat tulis, berfungsi sebagai alat untuk menggambar maupun menulis hasil dari pengamatan.
Pensil warna, berfungsi sebagai alat untuk mewarnai gambar hasil dari pengamatan.
Prosedur Kerja
1.    Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan diamati
2.    Mengamati bagian-bagian tata letak daun.
3.    Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas.



Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di sekitar lingkungan fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Selasa, tanggal 09 Oktober 2012 pukul 16.30 – 18.00 Wita.




HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1.      Gambar Diagram tata letak daun rumus 2/5
Keterangan :








2.      Gambar  Bagan tata letak daun 2/5
Keterangan :







Pembahasan
          Pada tata letak daun pada tumbuhan ada rumus-rumus yang harus dipelajari. Dalam  pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi. Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci. Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut : Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri.
          Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula). Roset ada 2 macam : a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah, contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.). b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang, contoh. padapohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya. Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun. (Harsidi, 2011 ).


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengamatan yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bagian-bagian tata letak daun dapat dirumuskan antara lain 1/2, 2/5, 3/5, 3/8, 5/13, 8/21.
2. Mengambar antara gambar diangram dengan gambar bagan dengan rumus-rumus yang ada.
3. Tanaman Ubi Kayu (Manihot utilissima) mempunyai tata letak daun dengan rumus 2/5.
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam pengawasan asisten. Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan asisten.

1 komentar: