PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman.
Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung
kehidupan tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu benih harus
diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
Perkecambahan
benih
dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih
yang sudah matang. Benih
dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses
perkecambahan. Perkembangan benih
dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam
tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami
sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji yaitu kapas yang dibasahi dengan air. Perubahan yang
teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari
tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi
adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik, (Anonim,2010).
Perkecambahan
adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah,
bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi
akar. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal.
Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini
terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang
tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini
dipakai oleh para ahli agronomi untuk
memperkirakan kedalaman tanam ( Anonim,2011).
Tujuan
Untuk mengetahui Tipe
perkecambahan, Proses perkecambahan dan keadaan morfologi akar pada
masing-masing bidang.
TINJAUAN
PUSTAKA
Berdasarkan posisi kotiledon dalam
proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini
terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang
tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini
dipakai oleh para ahli agronomi untuk
memperkirakan kedalaman tanam (Achmad, G. 2011).
Persyaratan
Benih :
Benih yang baik harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a.
Benih utuh,
artinya tidak luka atau tidak cacat.
b.
Benih harus
bebas hama dan penyakit.
c.
Benih harus
murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih
dari kotoran.
d.
Benih
diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
e.
Mempunyai
daya kecambah 80%.
f.
Benih yang
baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Faktor Dalam
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat
kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena
belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum
sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20
persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak
fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh
maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain
benih mempunyai mutu tertinggi (Achmad, G. 2011).
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat
mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil
pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan
digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Berat
benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat
benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada
saat dipanen (Anonim,2010).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila
benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan
pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu
keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada
dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Anonim,2010).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat
perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di
permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan
yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi(Anonim,2010).
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan
diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih
dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah
air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang
diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan
air turut dipengaruhi oleh suhu. Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air
belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen. Benih mempunyai
kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu
basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta
busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Anonim,2010).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70
persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah
atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam
biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat
mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari
endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma
baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling
menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan
tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C. Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
gibberallin(Anonim,2011).
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan,
proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat
dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Kebutuhan oksigen sebanding
dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat
dalam benih. Menurut Kamil umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang
mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang
dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio
kurang dari 3 persen(Anonim,2011).
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk
perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman. Adapun besar
pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya,
kualitas cahaya, lamanya penyinaran. Menurut Adriance and Brison dalam pengaruh
cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan
yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat
gelap maupun ada cahaya(Anonim,2011).
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan
haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Pengujian
viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah(Anonim,2011).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Biji Jagung (Zea mays).
Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea).
Alat
Alat – alat yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah :
Air, Berfungsi untuk membahsahi
kapas ayauuntuk makanan dari biji.
Kapas, Befrfungsi untuk mediatanam.
Buku gambar, berfungsi untuk
menggambar hasil obyek yang telah diamati.
Alat tulis, berfungsi sebagai alat
untuk menggambar maupun menulis hasil dari pengamatan.
Pensil warna, berfungsi sebagai alat
untuk mewarnai gambar hasil dari pengamatan.
Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan alat yang
digunakan dan bahan yang akan digunakan atau diamati.
2. Mengambar perkecambahan
dan perakaran dari jagung dan kacang tanah.
3. Memberi keterangan dan bagian-bagian pada gambar.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di sekitar lingkungan fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru, pada hari Jum’at, tanggal 19 November 2012 pukul 10.00 –
11.30 Wita.
Hasil
1.Gambar Perkecambahan Jagung
Keterangan
:
2. Gambar Perakaran Jagung
Keterangan
:
3. Gambar Perkecambahan
Kacan Tanah
Keterangan
:
4. Gambar Perakaran
Kacang Tanah
Keterangan
:
Pembahasan
Perkecambahan
yang kami laksanakan bisa dikatakan gagal karena kurangnya air untuk bahan
makanan. Sehingga biji jagung dan biji kacang tanah tidak tumbuh. Kenapa di
tempat gelap tidak tumbuh dan malahan ditempat terang yang tumbuh. Itu karena
ditempat terang terkena sinar matahari namun di tempat gelap tidak terkena
sinar matahari. cahaya matahari sangat diperlukan oleh tanaman karena cahaya
matahari digunakan oleh tanaman untuk berfotosistesis.
Untuk
perakaran dari biji jagung dan kacang tanah itu tidak sempurna tumbuhnya karena
busuk. Disebapkan oleh jamur yang kapas tadinyan basah tiba-tiba langsung
kering. Sehingga menimbulkan jamur itu menyerang akar dalam praktikum yang kami
laksanakan.
Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan
yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi
(berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya,
baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi
adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Pengamatan
yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Biji jagung adalah termasuh Hipogeal artinya biji tersebut pada saat tumbuh
terbawa kepermukaan tanah.
2.
Biji Kacang Tanah adalah termasuh Epogeal artinya biji tersebut tidak terbawa
kepermukaan tanah namun tetap ada didasar tanah.
3.
Air dan cahaya matahari sangat penting buat pertumbuhan tanaman.
Saran
Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus
teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam
pengawasan asisten. Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan
asisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar