Selasa, 06 Desember 2016

perkecambahan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman.  Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting.  Oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani.
            Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
            Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
            Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji yaitu kapas yang dibasahi dengan air. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik, (Anonim,2010).
            Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam ( Anonim,2011).
Tujuan
Untuk mengetahui Tipe perkecambahan, Proses perkecambahan dan keadaan morfologi akar pada masing-masing bidang.



TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Achmad, G. 2011).
Persyaratan Benih :
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.                   Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
b.                  Benih harus bebas hama dan penyakit.
c.                   Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
d.                  Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
e.                   Mempunyai daya kecambah 80%.
f.                   Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Achmad, G. 2011).
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Anonim,2010).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Anonim,2010).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi(Anonim,2010).
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen. Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Anonim,2010).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C. Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin(Anonim,2011).
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih. Menurut Kamil umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen(Anonim,2011).
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis tanaman. Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran. Menurut Adriance and Brison dalam pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya(Anonim,2011).
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah(Anonim,2011).



BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
            Biji Jagung (Zea mays).
            Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea).        
Alat
            Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
            Air, Berfungsi untuk membahsahi kapas ayauuntuk makanan dari biji.
            Kapas, Befrfungsi untuk mediatanam.
            Buku gambar, berfungsi untuk menggambar hasil obyek yang telah diamati.
Alat tulis, berfungsi sebagai alat untuk menggambar maupun menulis hasil dari pengamatan.
            Pensil warna, berfungsi sebagai alat untuk mewarnai gambar hasil dari pengamatan.

Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan digunakan atau diamati.
2. Mengambar perkecambahan dan perakaran dari jagung dan kacang tanah.
3. Memberi keterangan dan bagian-bagian pada gambar.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di sekitar lingkungan fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Jum’at, tanggal 19 November 2012 pukul 10.00 – 11.30 Wita.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1.Gambar Perkecambahan Jagung
                                                                        Keterangan :








2. Gambar Perakaran Jagung
                                                                        Keterangan :









                                           

3. Gambar Perkecambahan Kacan Tanah
                                                                        Keterangan :








4. Gambar Perakaran Kacang Tanah
                                                                        Keterangan :









Pembahasan
            Perkecambahan yang kami laksanakan bisa dikatakan gagal karena kurangnya air untuk bahan makanan. Sehingga biji jagung dan biji kacang tanah tidak tumbuh. Kenapa di tempat gelap tidak tumbuh dan malahan ditempat terang yang tumbuh. Itu karena ditempat terang terkena sinar matahari namun di tempat gelap tidak terkena sinar matahari. cahaya matahari sangat diperlukan oleh tanaman karena cahaya matahari digunakan oleh tanaman untuk berfotosistesis.
            Untuk perakaran dari biji jagung dan kacang tanah itu tidak sempurna tumbuhnya karena busuk. Disebapkan oleh jamur yang kapas tadinyan basah tiba-tiba langsung kering. Sehingga menimbulkan jamur itu menyerang akar dalam praktikum yang kami laksanakan.
            Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengamatan yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Biji jagung adalah termasuh Hipogeal artinya biji tersebut pada saat tumbuh terbawa kepermukaan tanah.
2. Biji Kacang Tanah adalah termasuh Epogeal artinya biji tersebut tidak terbawa kepermukaan tanah namun tetap ada didasar tanah.
3. Air dan cahaya matahari sangat penting buat pertumbuhan tanaman.
Saran

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam pengawasan asisten. Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan asisten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar