|
|
Latar Belakang
Semua manusia memiliki indra
pengliatan namun indra pengliatan kita sangat terbatas. Oleh, karena itu banyak
masalah pada saat kita akan mengamati organisme atau benda yang sanggat kecil.
Kita tidak bisa meliat benda yang sangat kecil seperti bakteri. Sehingga untuk
meliat benda yang kecil itu kita harus mengunakan alat. Alat tersebut adalah
mikroskop. Mikroskop berfungsi sebagai alat untuk meliat benda – benda yang
sangat kecil yang tidak bisa di liat oleh mata telanjang. Sehingga untuk meliat
benda itu kita harus mengunakan alat yang namanya mikroskop.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu, mikroskop cahay dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya
sendiri dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan yaitu, mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler
merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2
lensa okuler.
Dalam sejarah mikroskop yang pertama kali
menemukan adalah Zacharias Janssen beliau menemukan atau membuat mikroskop
pertama kali pada tahun 1590 dan di bantu oleh Hans Janssen. Mikroskop pertama
yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali
dari ukuran asli. seperti Galileo Galilei berkebangsaan italia dan mengkelaim
dirinya lah yang pertamakali menemukan alat yang disebut mikroskop. Penemuan
ini terus dikembangkan oleh para ilmuan dari berbagai negara hinga saat ini.
Alat tersebut sering digunakan pada pelajaran biologi.
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah agar mahasiswa mengenal bagian – bagian dari mikroskop, mengetahui
fungsinya masing – masing serta terampil dalam mengunakanya.
|
|
Mikroskop
dalam bahasa yunani yaitu micros = kecil dan scopein = melihat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskop dan kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata kasar.
Menurut sejarah orang yang pertama
kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias
Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat
kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada
tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat
perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.
Atas penemuan Janssen ini banyak
ilmuan mulai mengembangkannya, seperti ilmuan berkebangsaan Italia yang bernama
Galileo Galilei. Bahkan Galileo mengklaim dirinya sebagai pencipta pertama yang
telah membuat alat ini pada tahun 1610. Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama
dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan
lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari
lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. panjang
gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer sehingga hanya dapat
mengamati benda yang berukuran dibawah 200 nanometer.
Setelah itu
seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus
mengembangkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan
peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine
terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk
mengamati serat-seratpada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap
alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Ia tertarik dengan banyaknya
benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya
merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias
dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal
ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan
perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300
kali. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan
berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang,
coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan
tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil
yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Di Eropa, mikroskop sudah dikenal
sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba.
Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya untuk mengamati serangga
berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian tentang serangga
secara mendetail.
Macam
– macam mikroskop :
a. Mikroskop
Cahaya
Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan
lensa cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang
diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek
dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi
dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan
pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus, cermin atau sumber
pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan dan lain-lain, yang semua
ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut
mikroskop cahaya Light Microscope (LM).
b. Mikroskop
Elektron
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron
yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara
(vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali
lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan
medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti
pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
Mikroskop dan Teknologi Nano Sejak sekitar tahun 1970-an,
telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara
horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan “scanning probe
microscopy (SPM)”. SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM
dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang
dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM), atomic
force microscope (AFM) dan scanning near-field optical microscope (SNOM).
Sampai hari ini telah berhasil dikembangkan mikroskop dengan
teknologi nano. Yaitu teknologi yang berbasis pada struktur benda berukuran
nano meter. Satu nano meter = sepermilyar meter). Tentu yang dimaksud di sini
bukanlah mikroskop biasa, tetapi mikroskop yang mempunyai tingkat ketelitian
(resolusi) tinggi untuk melihat struktur berukuran nano meter.
|
|
Alat
dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah:
Alat
tulis ( pengsil, buku gambar dan pengsil warna ) sebagai
alat yang digunakan untuk menggambar.
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah:
Air,
berfungsi untuk membasahi preparat.
Mikroskop
cahaya (monokuler dan binokuler), sebagai alat untuk
melihat benda-benda mikroskopis.
Prosedur
Kerja
Pelaksanaan
1. Menyiapkan mikroskop pada tempatnya
2. Mengamati bagian - bagian mikroskop
3. Mencoba mengamati dengan mengunakan mikroskop
4. Mengambarkan dan menjelaskan bagian – bagian mikroskop.
Pengamatan
Mengamati bagian-bagian mikroskop dan
menggambarkannya secara visual serta memberikan keterangan pada tiap-tiap
bagian pada gambar.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaaru, pada hari Selasa, tanggal 18 September 2012
pukul 16.10 – 18.00 Wita.
|
|
HASIL
PEMBAHASAN
Menyebutkan fungsi dari masing-masing
bagian mikroskop.
1.
Lensa
Okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan lensa obyektif.
2.
Tabung
berfungsi sebagai penghubung antara lensa obyektif dan lensa okuler.
3.
Makrometer
berfungsi untuk mempertajam penglihatan
kita terhadap meja sediaan preparat.
4.
Mikrometer
berfungsi untuk memperjelas bayangan benda.
5.
Lensa
Obyektif berfungsi untuk
membentuk bayangan dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan
terlihat pada bayangan akhir.
6.
Penjepit
berfungsi
untuk menjepit obyek yang akan diamati.
7.
Diafragma
berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat mengamati
obyek.
8.
Panggung
berfungsi untuk meletakkan obyek yang akan diamati.
9.
Cermin
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek.
10.
Kaki/dasar berfungsi sebagai penyangga.
11.
Lengan berfungsi untuk mengatur
kedudukan mikroskop.
|
|
Kesimpulan
Dalam percobaan yang
dilaksanakan dapat di simpulankan sebagai berikut :
1.
Mata kita sanggat terbatas apalagi dalam
melihat benda yang kecil maka kita harus mengunakan alat seperti mikroskop.
2.
Penyusunan mikroskop terbagi atas 2
bagian, yaitu : bagian optik dan bagian non-optik.
3.
Mengetahui fungsi dan cara kerja dari
mikroskop agar kita tidak bingung dalam mengunakan mikroskop.
Saran
Untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus teliti dalam
pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam pengawasan asisten.
Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan asisten.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar