PENERUSAN DAYA DENGAN SABUK DAN PULLEY PADA TRAKTOR TANGAN
(LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN)
![]() |
ANIS FUAD
E1A212233
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sabuk penggerak adalah
suatu peralatan dari mesin yang bekerjanya berdasarkan dari gesekan. Melalui
gesekan antara puli dan sabuk penggerak gaya melingkar dapat dipindahkan dari
puli penggerak ke puli yang digerakan. Perpindahan gaya ini tergantung dari
tekanan sabuk penggerak ke permukaan puli, maka ketegangan dari
sabuk penggerak sangatlah penting dan bila terjadi slip kekuatan geraknya akan
berkurang.
Transmisi sabuk dapat
dibagi atas tiga kelompok yaitu :
1.
Sabuk rata : Sabuk rata
dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara
dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 m dengan perbandingan
putaran antara 1/1 sampai 6/1.
2.
Sabuk dengan
penampang trapesium : Dipasang pada puli dengan alur dan
meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5
m dengan perbndingan putaran 1/1 sampai 7/1.
3.
Sabuk dan gigi : Digerakkan dengan
sproket pada jarak pusat sampai 2 m dan meneruskan putaran secara tepat dengan
perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sebagian besar
transmisi sabuk menggunakan
sabuk-V karena muda penanganannya dan harganya murah.
Kecepatan sabuk direncanakan 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan
maksimum sampai 25 (m/s). Daya maksimum yang
dapat ditrasmisikan kurang lebih sampai 500 (Kw).
Sabuk
penggerak datar memberikan fleksibel, menyerap hentakan,
pemindahan kekuatan yang efisien pada
kecepatan tinggi, tahan tehadap kikisan panas dan harganya murah. Selain itu
sabuk datar ini juga dapat dipakai pada puli yang kecil.
Kelemahan dari sabuk ini adalah karena sabuk
ditentukan untuk tekanan yang tinggi, maka menyebabkan
beban yang besar bagi batalan.
Adapun tipe dari
sabuk penggerak datar ini yaitu :
1. Sabuk
terbuka : sabuk ini digunakan untuk menghubungkan dua poros
sejajar dan berputar dengan arah yang sama.
Jika jarak diantara kedua sumbu besar, maka sisi
kencang sabuk ditempatkan pada bagian bawah.
2. Sabuk
silang : sabuk ini digunakan untuk dua poros sejajar dengan
putaran berlawanan arah. Untuk menghindari sobekan
keausan, jarak kedua poros maksimum 20b, dimana b adalah lebar sabuk dengan
kecepatan di bawah 15 (m/s2)
3. Sabuk
perempat putaran : digunakan pada poros yang tegak lurus dan berputar pada satu
arah tertentu. Jika dikehendaki arah lain maka perlu puli pengarah.
Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih besar
atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.
4. Sabuk
dengan puli pengencang : sabuk ini digunakan pada poros sejajar
dengan sudut kontak kecil pada puli kecil
5. Sabuk
kompon : digunakan untuk meneruskan daya dari poros satu
ke poros lainnya melalui beberapa puli.
6. Sabuk
dengan puli pelepas : sabuk ini digunakan jika dikehendaki menghentikan atau
menjalankan poros mesin tanpa
mempengaruhi puli penggerak. Puli yang dipasak pada poros
mesin dan yang berputar pada kecepatan sama poros mesin
disebut test pulley. Puli yang berputar
bebas disebut a loose pulley.
Sabuk-V terbuat dari
karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai
inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan
dikeliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit
pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh
bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V
dibandingkan dengan sabuk rata.
Atas dasar daya rencana
dan putaran poros penggerak, penampang sabuk-V yang sesuai dapat diperoleh.
Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan dengan factor
koreksi .
Transmisi sabuk-V hanya
dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan putaran yang sama. Dibandingkan
dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak
bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan dapat dipakai beberapa
sabuk-V yang dipasang sebelah-menyebelah. Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 –
2 kali diameter puli besar.
Putaran puli penggerak
dan yang digerakkan berturut-turut adalah n1 (rpm) dan n2 (rpm), dan
diameter nominal masing-masing adalah dp (mm) dan Dp (mm) serta perbandingan
putaran U dinyatakan dengan n2/n1atau dp/Dp. Karena sabuk-V biasanya dipakai
untuk menurunkan putaran
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah mahasiswa memahami cara penerusan daya dengan sabuk dan
pulley pada traktor tangan.
ALAT
DAN METODE
Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah :
1. Pompa
Air
2. Traktor
Tangan
Metode
Metode dalam praktikum
ini adalah :
1. Cara
rpm pada motor pengeraknya.
2. Ukur
diameter pulley penggerak dan diameter pulley yang digerakan.
3. Hitung
rpm pulley yang digerakan dengan menggunakan persamaan :
S x D (Penggerak) = S x D (yang
digerakan)
Dimana :
S =
Kecepatan putar per menit
D =
diameter pulley.
Waktu Dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2014 pada Pukul 16.00 wita – 18.00 wita
bertempat di Laboratorium Mekanisasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas lambung
Mangkurat Banjarbaru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dalam
praktikum ini adalah :
|
Gambar
|
Keterangan
|
![]() |
Pulley
yang digerakan
|
![]() |
Pulley
pengerak
|
![]() |
Sabuk
V
|
Pembahasan
Pulley yang digerakan ukuranya lebih
besar dari pada pulley penggerak itu karena agar pulley yang digerakan dapat
mengimbagi dari pulley pengerak.
Dalam tlaktor tanggan daya antara
pulley penggerak dengan pulley yang digerkan dihubungkan dengan sanuk V. Kenapa
dinamakan sabuk V karena bentuk dari sabuk itu menyerupai huruf V, sehingga
dikatakan dengan sabuk V.
Cara menghidupkan pulley pengerak
adalah dengan cara diengkol, kemudian di pegang coke atau pemancing daya agar
daya dapat mengerakan daya pengerak sehingga dapat diteruskan ke pullye yang
digerakan dengan menggunakan sabuk V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum yang dilakukan adalah :
1. Pulley
penggerak lebih kecil dari pada pulley yang digerakan.
2. Penghubung
antara pulley pengerak dan pulley yang digerakan adalah sabuk V.
3. Cara
menghidupkan telaktor tangan adalah dengan cara diengkol dan dipegang coke atau
pemancing daya agar bisa diteruskan kepada pulley penggerak.
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
1. Penyampaian
materi agar bisa diperjelas agar praktikan bisa memahami materi dengan baik.
2. Contoh
– contoh soal agar praktikan bisa lebih banyak mencoba cara menghitung rpm.
3. Kerjasama
antara praktikan dan asisten praktikan agar tetap terjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI................................................................................................ i
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan ......................................................................................................... 4
ALAT DAN METODE .............................................................................. 5
Alat ............................................................................................................. 5
Metode ........................................................................................................ 5
Waktu dan Tempat
...................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6
Hasil ............................................................................................................ 6
Pembahasan ................................................................................................. 7
KESIMPULAN DAN
SARAN ................................................................. 8
Kesimpulan ................................................................................................. 8
Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA




Tidak ada komentar:
Posting Komentar