Rabu, 07 Mei 2014

pengenalan mikroskop


PENDAHULUAN
Latar Belakang
                  Semua manusia memiliki indra pengliatan namun indra pengliatan kita sangat terbatas. Oleh, karena itu banyak masalah pada saat kita akan mengamati organisme atau benda yang sanggat kecil. Kita tidak bisa meliat benda yang sangat kecil seperti bakteri. Sehingga untuk meliat benda yang kecil itu kita harus mengunakan alat. Alat tersebut adalah mikroskop. Mikroskop berfungsi sebagai alat untuk meliat benda – benda yang sangat kecil yang tidak bisa di liat oleh mata telanjang. Sehingga untuk meliat benda itu kita harus mengunakan alat yang namanya mikroskop.
                   Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahay dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan yaitu, mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
Dalam sejarah mikroskop yang pertama kali menemukan adalah Zacharias Janssen beliau menemukan atau membuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590 dan di bantu oleh Hans Janssen. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli. seperti Galileo Galilei berkebangsaan italia dan mengkelaim dirinya lah yang pertamakali menemukan alat yang disebut mikroskop. Penemuan ini terus dikembangkan oleh para ilmuan dari berbagai negara hinga saat ini. Alat tersebut sering digunakan pada pelajaran biologi.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengenal bagian – bagian dari mikroskop, mengetahui fungsinya masing – masing serta terampil dalam mengunakanya.
















TINJAUAN PUSTAKA
            Mikroskop dalam bahasa yunani yaitu micros = kecil dan scopein = melihat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskop dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata kasar.

            Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.
            Atas penemuan Janssen ini banyak ilmuan mulai mengembangkannya, seperti ilmuan berkebangsaan Italia yang bernama Galileo Galilei. Bahkan Galileo mengklaim dirinya sebagai pencipta pertama yang telah membuat alat ini pada tahun 1610. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer sehingga hanya dapat mengamati benda yang berukuran dibawah 200 nanometer. 
            Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-seratpada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. 
            Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-17 dan digunakan untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba. Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya untuk mengamati serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian tentang serangga secara mendetail. 
Macam – macam mikroskop :
a.       Mikroskop Cahaya
Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus, cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (LM).
b.      Mikroskop Elektron
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. 
Mikroskop dan Teknologi Nano Sejak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara vertikal, yang dikenal dengan “scanning probe microscopy (SPM)”. SPM mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang sekarang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field optical microscope (SNOM). 
Sampai hari ini telah berhasil dikembangkan mikroskop dengan teknologi nano. Yaitu teknologi yang berbasis pada struktur benda berukuran nano meter. Satu nano meter = sepermilyar meter). Tentu yang dimaksud di sini bukanlah mikroskop biasa, tetapi mikroskop yang mempunyai tingkat ketelitian (resolusi) tinggi untuk melihat struktur berukuran nano meter. 













BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Alat tulis ( pengsil, buku gambar dan pengsil warna ) sebagai alat yang digunakan untuk menggambar.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Air, berfungsi untuk membasahi preparat.
Mikroskop cahaya (monokuler dan binokuler), sebagai alat untuk melihat benda-benda mikroskopis.
Prosedur Kerja
Pelaksanaan
1.      Menyiapkan mikroskop pada tempatnya
2.      Mengamati bagian - bagian mikroskop
3.      Mencoba mengamati dengan mengunakan mikroskop
4.      Mengambarkan dan menjelaskan bagian – bagian mikroskop.
Pengamatan
       Mengamati bagian-bagian mikroskop dan menggambarkannya secara visual serta memberikan keterangan pada tiap-tiap bagian pada gambar.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaaru, pada hari Selasa, tanggal 18 September 2012 pukul 16.10 – 18.00 Wita.














HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL



















PEMBAHASAN
Menyebutkan fungsi dari masing-masing bagian mikroskop.
1.      Lensa Okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan lensa obyektif.
2.      Tabung berfungsi sebagai penghubung antara lensa obyektif dan lensa okuler.
3.      Makrometer berfungsi untuk  mempertajam penglihatan kita terhadap meja sediaan preparat.
4.      Mikrometer berfungsi untuk memperjelas bayangan benda.
5.      Lensa Obyektif berfungsi untuk  membentuk bayangan dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
6.      Penjepit berfungsi untuk menjepit obyek yang akan diamati.
7.      Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat mengamati obyek.
8.      Panggung berfungsi untuk meletakkan obyek yang akan diamati.
9.      Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek.
10.   Kaki/dasar berfungsi sebagai penyangga.
11.   Lengan berfungsi untuk mengatur kedudukan mikroskop.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam percobaan yang dilaksanakan dapat di simpulankan sebagai berikut :
1.      Mata kita sanggat terbatas apalagi dalam melihat benda yang kecil maka kita harus mengunakan alat seperti mikroskop.
2.      Penyusunan mikroskop terbagi atas 2 bagian, yaitu : bagian optik dan bagian non-optik.
3.      Mengetahui fungsi dan cara kerja dari mikroskop agar kita tidak bingung dalam mengunakan mikroskop.
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam peraktekum. sebaiknya praktikan harus teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam pengawasan asisten. Yang paling penting adalah kerjasama antara praktikan dan asisten.










PENERUSAN DAYA DENGAN SABUK DAN PULLEY PADA TRAKTOR TANGAN

PENERUSAN DAYA DENGAN SABUK DAN PULLEY PADA TRAKTOR TANGAN
(LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN)
























ANIS FUAD
E1A212233












PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014


 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sabuk penggerak adalah suatu peralatan dari mesin yang bekerjanya berdasarkan dari gesekan. Melalui gesekan antara puli dan sabuk penggerak gaya melingkar dapat dipindahkan dari puli penggerak ke puli yang digerakan. Perpindahan gaya ini tergantung dari tekanan sabuk  penggerak ke permukaan puli, maka ketegangan dari sabuk penggerak sangatlah penting dan bila terjadi slip kekuatan geraknya akan berkurang.
Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu :
1.          Sabuk rata : Sabuk rata dipasang  pada puli silinder dan meneruskan  momen antara dua poros yang  jaraknya dapat sampai 10 m dengan perbandingan putaran  antara 1/1 sampai 6/1.
2.          Sabuk dengan penampang  trapesium : Dipasang pada puli  dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 m  dengan perbndingan putaran  1/1 sampai 7/1.
3.          Sabuk dan gigi : Digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai 2 m dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sebagian besar transmisi  sabuk  menggunakan sabuk-V  karena  muda penanganannya dan harganya murah. Kecepatan sabuk  direncanakan 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum  sampai 25 (m/s). Daya maksimum  yang dapat  ditrasmisikan  kurang lebih sampai 500 (Kw).
Sabuk penggerak  datar memberikan fleksibel, menyerap hentakan, pemindahan  kekuatan  yang efisien  pada kecepatan tinggi, tahan tehadap kikisan panas dan harganya murah. Selain itu sabuk datar ini juga  dapat dipakai  pada puli yang kecil. Kelemahan dari sabuk ini adalah karena  sabuk ditentukan  untuk tekanan  yang tinggi, maka menyebabkan beban  yang besar  bagi batalan.
Adapun tipe dari sabuk  penggerak datar ini yaitu :
1.      Sabuk terbuka : sabuk ini digunakan  untuk menghubungkan  dua poros sejajar  dan berputar  dengan arah  yang sama. Jika jarak diantara  kedua sumbu besar, maka sisi kencang  sabuk ditempatkan  pada bagian bawah.
2.      Sabuk silang : sabuk ini digunakan untuk dua poros sejajar  dengan putaran  berlawanan arah. Untuk  menghindari sobekan keausan, jarak kedua poros maksimum 20b, dimana b adalah lebar sabuk dengan kecepatan di bawah 15 (m/s2)
3.      Sabuk perempat putaran : digunakan pada poros yang tegak lurus dan berputar pada satu arah  tertentu. Jika dikehendaki arah lain maka perlu puli pengarah. Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.
4.      Sabuk dengan puli  pengencang : sabuk ini digunakan pada poros sejajar dengan sudut  kontak kecil pada puli kecil
5.      Sabuk kompon : digunakan  untuk meneruskan daya dari  poros satu ke poros lainnya melalui beberapa puli.
6.      Sabuk dengan puli pelepas : sabuk ini digunakan jika dikehendaki menghentikan atau menjalankan  poros mesin  tanpa mempengaruhi  puli penggerak. Puli yang dipasak  pada poros mesin dan yang berputar  pada kecepatan  sama poros mesin disebut  test pulley. Puli yang berputar bebas  disebut  a loose pulley.
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan  tetoron  atau semacamnya dipergunakan sebagai inti  sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan dikeliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan  bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya  yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata.
Atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak, penampang sabuk-V yang sesuai dapat diperoleh. Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan dengan factor koreksi .
Transmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan putaran yang sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan dapat dipakai beberapa sabuk-V yang dipasang sebelah-menyebelah. Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 – 2 kali diameter puli besar.
Putaran puli penggerak dan yang digerakkan berturut-turut adalah n1 (rpm) dan n2 (rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah dp (mm) dan Dp (mm) serta perbandingan putaran U dinyatakan dengan n2/n1atau dp/Dp. Karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran 

Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa memahami cara penerusan daya dengan sabuk dan pulley pada traktor tangan.







ALAT DAN METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Pompa Air
2.      Traktor Tangan
Metode
Metode dalam praktikum ini adalah :
1.      Cara rpm pada motor pengeraknya.
2.      Ukur diameter pulley penggerak dan diameter pulley yang digerakan.
3.      Hitung rpm pulley yang digerakan dengan menggunakan persamaan :
S x D (Penggerak) = S x D (yang digerakan)
Dimana :
S   = Kecepatan putar per menit
D  = diameter pulley.
Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2014 pada Pukul 16.00 wita – 18.00 wita bertempat di Laboratorium Mekanisasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas lambung Mangkurat Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dalam praktikum ini adalah :
Gambar
Keterangan
Pulley yang digerakan
Pulley pengerak
Sabuk V

Pembahasan
            Pulley yang digerakan ukuranya lebih besar dari pada pulley penggerak itu karena agar pulley yang digerakan dapat mengimbagi dari pulley pengerak.
            Dalam tlaktor tanggan daya antara pulley penggerak dengan pulley yang digerkan dihubungkan dengan sanuk V. Kenapa dinamakan sabuk V karena bentuk dari sabuk itu menyerupai huruf V, sehingga dikatakan dengan sabuk V.
            Cara menghidupkan pulley pengerak adalah dengan cara diengkol, kemudian di pegang coke atau pemancing daya agar daya dapat mengerakan daya pengerak sehingga dapat diteruskan ke pullye yang digerakan dengan menggunakan sabuk V.






KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang dilakukan adalah :
1.      Pulley penggerak lebih kecil dari pada pulley yang digerakan.
2.      Penghubung antara pulley pengerak dan pulley yang digerakan adalah sabuk V.
3.      Cara menghidupkan telaktor tangan adalah dengan cara diengkol dan dipegang coke atau pemancing daya agar bisa diteruskan kepada pulley penggerak.
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
1.      Penyampaian materi agar bisa diperjelas agar praktikan bisa memahami materi dengan baik.
2.      Contoh – contoh soal agar praktikan bisa lebih banyak mencoba cara menghitung rpm.
3.      Kerjasama antara praktikan dan asisten praktikan agar tetap terjalan dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA




DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................             i
PENDAHULUAN .....................................................................................             1
Latar Belakang ............................................................................................             1
Tujuan .........................................................................................................             4
ALAT DAN METODE ..............................................................................             5
Alat .............................................................................................................             5
Metode ........................................................................................................             5
Waktu dan Tempat ......................................................................................             5
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................             6
Hasil ............................................................................................................             6
Pembahasan .................................................................................................             7
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................             8
Kesimpulan .................................................................................................             8
Saran ...........................................................................................................             8
DAFTAR PUSTAKA